Minggu, 08 Agustus 2010

Perangkat Bahasa Indonesia

Silahkan download Perangakat KTSP Untuk SMP
  1. Perangakat 1
  2. Perangakat 2
Silahkan Download dan Selamat mencerdaskan kehidupan bangsa.


Hujan Alien di Kerala


Tidak ada yang mengerti apa yang sedang terjadi, Pada saat itu, 25 Juli 2001, hujan lebat dengan air berwarna merah menghujani negara bagian Kerala di India. Hujan itu berlangsung hingga September 2001 dan lebih dari 500.000 meter kubik air hujan berwarna merah tercurah ke bumi. Pada mulanya ilmuwan mengira air hujan yang berwarna merah itu disebabkan oleh pasir gurun, namun para Ilmuwan menemukan sesuatu yang mengejutkan, unsur merah di dalam air tersebut adalah sel hidup, sel yang bukan berasal dari bumi !

Hujan yang pertama jatuh di distrik Kottayam dan Idukki di wilayah selatan India. Bukan hanya hujan berwarna merah, 10 hari pertama dilaporkan turunnya hujan berwarna kuning, hijau dan bahkan hitam. Setelah 10 hari, intensitas curah hujan mereda hingga September. Hujan tersebut turun hanya pada wilayah yang terbatas dan biasanya hanya berlangsung sekitar 20 menit per hujan. Para penduduk lokal menemukan baju-baju yang dijemur berubah warna menjadi merah seperti darah dan juga melaporkan adanya bunyi ledakan dan cahaya terang yang mendahului turunnya hujan yang dipercaya sebagai ledakan meteor.

Contoh air hujan tersebut segera dibawa untuk diteliti oleh pemerintah India dan ilmuwan. Salah satu ilmuwan independen yang menelitinya adalah Godfrey Louis dan Santosh Kumara dari Universitas Mahatma Gandhi. Mereka mengumpulkan lebih dari 120 laporan dari penduduk setempat dan mengumpulkan sampel air hujan merah dari wilayah sepanjang 100 km. Pertama kali mereka mengira bahwa partikel merah di dalam air adalah partikel pasir yang terbawa dari gurun Arab. Hal ini pernah terjadi pada Juli 1968 dimana pasir dari gurun sahara terbawa angin hingga menyebabkan hujan merah di Inggris. Namun mereka menemukan bahwa unsur merah di dalam air tersebut bukanlah butiran pasir, melainkan sel-sel yang hidup.

Komposisi sel tersebut terdiri dari 50% Karbon, 45% Oksigen dan 5% unsur lain seperti besi dan sodium, konsisten dengan komponen sel biologi lainnya, dan sel itu juga membelah diri. Ia memiliki diameter antara 3-10 mikrometer dengan dinding yang tebal dan memiliki variasi nanostruktur didalam membrannya. Namun tidak ada nukleus yang dapat diidentifikasi. Setiap meter kubik sampel yang diambil, terdapat 100 gram unsur merah. Jadi apabila dijumlah, maka dari Juli hingga September terdapat 50 ton partikel merah yang tercurah ke Bumi.
Di Universitas Sheffield, Inggris, seorang ahli mikrobiologis bernama Milton Wainwright mengkonfirmasi bahwa bahwa unsur merah tersebut adalah sel hidup. Hal ini dinyatakan karena Wainwright berhasil menemukan adanya DNA dari unsur sel tersebut walaupun ia belum berhasil mengekstraknya.
Karena partikel merah tersebut adalah sel hidup, maka para ilmuwan mengajukan teori bahwa partikel merah itu adalah darah. Menurut mereka, kemungkinan batu meteor yang meledak di udara telah membantai sekelompok kelelawar di udara. Namun teori ini ditolak karena tidak adanya bukti-bukti yang mendukung seperti sayap kelelawar yang jatuh ke bumi.

Dengan menghubungkan antara suara ledakan dan cahaya yang mendahului hujan tersebut, Louis mengemukakan teori bahwa sel-sel merah tersebut adalah makhluk ekstra terestrial. Ia menyimpulkan bahwa materi merah tersebut datang dari sebuah komet yang memasuki atmosfer bumi dan meledak di atas langit India.
Sebuah studi yang dilakukan oleh mahasiswa doktoral dari Universitas Queen, Irlandia yang bernama Patrick McCafferty menemukan catatan sejarah yang menghubungkan hujan berwarna dengan ledakan meteor. McCafferty menganalisa 80 laporan mengenai hujan berwarna, 20 laporan air berubah menjadi darah dan 68 contoh fenomena mirip seperti hujan hitam, hujan susu atau madu yang turun dari langit. 36 persen dari contoh tersebut ternyata terhubung dengan aktivitas meteor atau komet. Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi mulai dari Romawi kuno, Irlandia dan Inggris abad pertengahan dan bahkan California abad ke-19. McCafferty mengatakan, "kelihatannya ada hubungan yang kuat antara laporan hujan berwarna dengan aktivitas meteor, Hujan merah Kerala cocok dengan pola-pola tersebut dan tidak dapat diabaikan begitu saja."

Jadi, apakah hujan merah di Kerala berasal dari luar bumi ? Sebagian ilmuwan yang skeptis serta merta menolak teori ini. Namun sebagian ilmuwan lain yang belum menemukan jawabannya segera melirik kembali ke sebuah teori usang yang diajukan oleh ahli fisika Sir Fred Hoyle dan Dr Chandra Wickramasinghe, yaitu teori yang disebut Panspermia, sebuah teori yang menyatakan bahwa kehidupan di bumi ini berasal dari luar angkasa.

Menurut kedua ilmuwan tersebut pada mulanya di luar angkasa terdapat awan gas antar bintang yang mengandung bakteri. Ketika awan itu mengerut karena gravitasi untuk membentuk sistem bintang, bakteri yang ada di dalamnya tetap bertahan hidup di dalam komet. Ketika komet itu terkena sinar matahari, panas matahari mencairkan permukaan es pada komet, bakteri-bakteri tersebut lolos dan tersapu ke planet-planet terdekat. Teori ini juga didasarkan pada argumen Charles darwin bahwa sesungguhnya bakteri memiliki karakteristis "luar bumi".

Mungkinkah mereka benar ?
Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Selasa, 20 April 2010

Tanjung Priok Berdarah

Jangan terulang lagi

Rusuh meruyak kawasan Kojak, Tanjung Priok, Jakarta Utara, hari ini. Petugas Satuan Polisi Pamong Praja yang hendak membongkar kompleks pemakaman Mbak Priuk dihadang massa. Bentrok tak terhindarkan. Kedua belah pihak baku lempar batu, adu jotos, dan terjadi aksi bakar. Sejumlah korban jatuh, luka berat maupun ringan.

Huru-hara di Priok hari ini melemparkan ingatan orang kepada tragedi pada 12 September 1984. Di malam yang nahas itu sekelompok massa di bawah komando Amir Biki menyerbu markas Kodim di Jalan Yos Sudarso. Di depan kantor Polres di Jaan Yos Sudarso, mereka dihadang sepasukan tentara.

Pasukan ini mencegah dan berusaha membubarkan massa. Tatkala mereka terus bergerak, petugas keamanan melepaskan tembakan peringatan. Massa tercerai-berai oleh tembakan. Datangnya bantuan pasukan membuat mereka mundur. Saat itulah perusakan dan pembakaran mulai terjadi.

Dalam waktu singkat, pasukan keamanan bisa menguasai keadaan. Pangab Jenderal L.B. Moerdani sendiri kabarnya ikut memeriksa situasi setempat setelah lewat tengah malam.

Jumlah korban, yang semula tercatat sembilan orang meninggal, bertambah. Ada versi yang menyebutkan korban yang meninggal tercatat 28 orang. Sementara itu, sejumlah perusuh dan tokoh yang diduga terlibat ditahan. Antara lain Abdul Kadir, Djaelani, Tony Ardie, dan Mawardi Nur. Pemerintah telah menyatakan berduka cita kepada keluarga korban yang jatuh.

Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Letusan Gunung Islandia

Kondisi Letusan Gunung Islandia Terus Membaik

Awan abu dari letusan gunung berapi di bawah gletser Eyjafjallajokull, Islandia (17/4). AP Photo/Brynjar Gauti

Los Angeles - Letusan gunung berapi di Islandia yang telah mengganggu perjalanan udara di seluruh Eropa utara selama hampir sepekan terus mereda. Para ahli vulkanologi pada Selasa waktu setempat mengatakan mereka memiliki harapan yang lebih baik bahwa kondisi terburuk akibat letusan gunung tersebut segera berakhir. Kalangan ilmuwan melaporkan, gunung berapi di bawah gletser di Islandia masih memancarkan abu, tapi dayanya telah menurun dan kurang eksplosif. Ini berarti abu yang disemburkan ke atmosfer hanya sekitar setengah dibanding ketinggian pada Senin. "Karenanya, abu yang jatuh ke tanah saat ini jauh lebih dekat dengan letak gunung berapinya. Kondisi ini membuat berkurangnya ancaman terhadap penerbangan rute Eropa." Menurut para vulkanologi, perubahan ke arah yang lebih baik ini disebabkan dua faktor utama. Pertama, adalah berkurangnya aliran magma dalam gunung berapi, dan yang kedua adalah sebagian besar gletser di sekitar gunung berapi telah mencair. Jadi sekarang ada sedikit air mengalir ke kawah. "Sebelumnya, guguran lava yang mencair mengalir melalui es, dan masuknya air dalam proses ini membuatnya lebih mudah meledak," kata Simon Carn, vulkanologis dari Michigan Technological University. "Kebanyakan es sekarang kelihatannya telah mencair, dan lava dapat melepaskan gas mereka tanpa membuat semburan abu. Sepertinya apa yang terjadi sekarang." "Gunung berapinya juga tampak mengempis. Kondisi ini merupakan sinyal yang cukup baik paling tidak untuk beberapa hari ke depan," kata Olivier Bachmann, ahli vulkanologi di University of Washington.

Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Popular Posts

Facebook like box

Komentar ala Facebook

SUARA MERDEKA CYBERNEWS - Semata-mata Fakta

Daftar Blog Saya